Mengapa Saya Suka Mewarnai Adult Coloring Book, Padahal Saya Suka Doodling?


Ada yang suka mewarnai buku adult coloring book? Ah, sama kita! *toss*

Beberapa hari yang lalu juga, ada yang komen dan bertanya pada saya. Kok mewarnai buku sih? Padahal kan saya bisa doodling?

Mungkin maksud pertanyaannya adalah, ngapain saya membeli adult coloring book dan mewarnainya, padahal saya bisa bikin doodle sendiri lalu diwarna sendiri?







Saya jawabnya, waktu itu sih, ya suka-suka aja. :)) Sejujurnya, saya soalnya nggak tahu musti jawab apa. Sebagai orang yang sangat impulsif, saya sering banget melakukan sesuatu tanpa saya pikir dulu dan ketahui alasannya. I just feel that I want to do it, then I do it. Saya sering banget gitu. Jadi ditanya demikian, saya juga nggak tahu harus jawab apa :P

Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, saya sekarang punya jawabannya.


Mengapa doodling dan coloring?


Doodling dan coloring, buat saya, adalah dua kegiatan yang berbeda. Dua-duanya sama-sama bentuk stress relief buat saya, terutama kalau doodlingnya ke zentangle ya. Tapi saya memang hampir tak pernah pengin mewarnai semua zentangle yang sudah saya bikin. Saya lebih suka membuat zentangle dalam warna hitam dan putih. Sementara itu, untuk mewarnai saya lebih suka mewarnai gambar orang. Bentuk pengekspresian yang berbeda.




Saat menggambar, baik itu sketsa atau doodling atau tangling, saya menggambar secara impulsif. Saya nggambar apa yang melintas di benak saya, dan ketika saya merasa itu cukup, saya berhenti. Entah hasilnya memang sudah final, atau sebenarnya masih bisa difinalkan lagi. Pokoknya saat saya merasa sudah selesai, ya selesai. Saya nggak bisa nambahin apa-apa lagi.

Karena itu, saya agak kesulitan kalau mengerjakan artwork pesanan. Kadang klien merasa harus ditambah ini dan itu, tapi saya nggak merasa harus nambahin apa-apa. Di titik itu, saya benar-benar nggak bisa memaksakan diri saya untuk menambah apa pun. Benar-benar nggak bisa. Dan karena sketching, doodling dan tangling ini merupakan bentuk ekspresi diri untuk stress relief, maka saya nggak mau memaksakan diri. Ntar nggak jadi stress relief lagi kalo kayak gitu :lol:

Lalu apa sih manfaat yang saya dapat dari hobi mewarnai doodle di adult coloring book ini?





Banyak. Di antaranya:


1. Saya bisa membebaskan daya kreativitas menuntun saya

Saat mewarnai, saya bisa berimajinasi. Saya melatih daya imajinasi saya, sebaik saat saya sedang sketching. Makanya saya nggak berhenti cuma pada 'warna apa yang saya gunakan selanjutnya?', tapi juga apa yang bisa saya hasilkan dari warna-warna tersebut?

Kalau diperhatikan, dari hasil mewarnai beberapa gambar kemarin, saya selalu memakai teknik gradasi warna. Saya juga secara impulsif saja melakukannya. Setelah ada beberapa hasil, saya baru nyadar bahwa ternyata saya menggradasi warna. Saya benar-benar membiarkan daya imajinasi menuntun jemari untuk melakukan sesuatu.

Daya kreativitas dan imajinasi sangat saya butuhkan saat saya harus menulis artikel, terutama artikel pesanan. Tekad saya untuk menulis secara profesional dan serius membuat saya harus selalu melatih keterampilan menulis saya. Dan, agar saya tak pernah mentok ide. Dengan mewarnai, saya melatih imajinasi sehingga saya bisa brainstorming ide menulis dengan baik.

2. Dapat dikerjakan kapan pun, di mana pun

Beberapa orang berelaksasi dengan ke spa atau salon, untuk massage. Saya hanya perlu membuka adult coloring book yang saya punya, lalu ambil pensil warna. Saat mulai mewarnai, saya mengosongkan pikiran saya dan sejenak melupakan apa yang sedari tadi bikin pusing kepala. Lebih murah kan, ketimbang massage di spa? Padahal efeknya sama, menurut beberapa psikolog dalam artikel-artikel yang saya baca.

Mewarnai juga bisa dilakukan di mana saja. Lupa nggak bawa buku dan pensil warna? Kita bisa melakukannya di Colorfy, sebuah aplikasi mewarnai di smartphone Android. Efeknya juga sama. Tapi saya sendiri kurang puas dengan Colorfy, karena nggak bisa dibikin gradasi warna :lol: Lagipula, mata saya juga sama-sama capeknya kalau melototin screen smartphone. Tapi sebagian orang lebih suka mewarnai di hape sih. Bisa dicoba saja :)




3. Melatih kesabaran, konsentrasi dan attention to detail

Saat nulis, saya punya kebiasaan buruk. Pengin cepet selesai. Dan, apa yang terjadi? Tulisan saya sering mentah, cuma dari satu point of view, kurang sabar mencari data pendukung, dan hanya menulis dari apa yang saya tahu tanpa mau menggali lebih banyak.

Sebelum kenalan sama adult coloring book, saya doodling dan tangling. Ternyata cukup bisa membuat saya lebih sabar dalam menulis. Saya nggak terburu-buru publish saat menulis satu topik. Kadang belum selesai, saya bisa sabar nerusin lagi besoknya atau nanti setelah saya harus urus keperluan anak dulu. Tadinya nggak bisa lho, apa yang saya mulai harus dengan segera saya selesaikan saat itu juga karena takutnya mood untuk membahas topik tersebut ilang. Tapi, sekarang kebiasaan buruk itu perlahan-lahan sembuh.

Saya bisa nulis panjang, tapi tetap fokus, bahkan lebih detail karena saya lebih sabar dalam mencari data pendukung. Dan, itu ngaruh banget ke 'kematangan' tulisan saya. Saat saya pencet publish, tulisan benar-benar sudah matang. Istilah steak, well done. Matang sempurna. :D







4. Mengurangi pikiran negatif

Ketimbang ngelamun saat nggak mood nulis, atau nyetatus nggak jelas, saya sekarang menemukan katarsis baru. Iya, mewarnai itu.

Dulu saya menulis sebagai katarsis. Nah, kalau jenuh sama nulis? Atau lagi down? Saya kini lebih menghindari nulis kalau emosinya lagi turun, karena jadinya ngegalau ga jelas. Lalu gimana cara melampiaskannya? Mewarnai. Kita bisa meluapkan emosi, tapi nggak berkesan galau. Saya juga bisa melampiaskan emosi negatif dalam sketsa, makanya sering jadinya sketsanya absurd :lol: Tapi lebih oke dilihat kan, ketimbang nyetatus nggak jelas :mrgreen:

Dengan menjadikannya katarsis, saya jadi lebih bisa mengendalikan emosi yang saya keluarkan. Emosi kan memang harus dikeluarkan biar nggak jadi ganjalan di hati, tinggal bentuknya aja gimana.


5. Rasa puas saat menyelesaikan apa yang sudah dikerjakan

Yep! Saat berhasil menyelesaikan satu pekerjaan, dan lalu dilihat hasilnya bagus, rasa puas itu lho yang nagihin. Setuju nggak? :))

Mau cuma mewarnai, cuma corat coret quick sketch, nulis artikel 1.200 kata, sampai selesai nulis buku Blogging: Have Fun and Get the Money *teteup promosi colongan*, semua memberikan rasa puas yang kadarnya sama. Pokoknya, puas! Mau proyek kecil sepele atau proyek besar, pokoknya kalau berhasil selesai itu menyenangkan.

Rasa puas bisa menjadi motivasi untuk kembali berkarya lagi. Rasa puas itu nagih. Pengin lagi, dan lagi. Kayak org***e. #eaaaa *dikeplak*








Nah, jadi ya gitu deh. Akhirnya saya tetap ketagihan mewarnai gambar orang, tapi juga tetep suka doodling sendiri. Semua memberikan sensasi yang berbeda-beda, dan saya suka.

Jadi, kalau ada yang nemu gambar-gambar yang bisa saya warnain, jangan lupa colek saya ya! :D

No comments

Powered by Blogger.